“Sekarang bunda tidak ada waktu buat Kakak”. Kalimat itu diucapkan Kak Dea (anak pertamaku) setelah aku memintanya untuk segera tidur.
Malam itu kami bermain lotre. Permainannya sederhana. Aku dan Bunda diminta mengambil satu gulungan kertas yang telah ditulis sebuah pesan oleh Kak Dea.
Aturan mainnya adalah pesan di dalam gulungan kertas yang ayah dan bunda ambil harus dilaksanakan. Satu gulungan kertas berisi satu pesan. Total seluruhnya kira-kira ada 12 gulungan kertas.
Bunda yang pertama ambil bagian. Satu gulungan diambil lalu dibukanya. Isi pesannya adalah “bunda besok tidak boleh kerja”.
Kami belum sadar apa maksud sesungguhnya dari pesan itu. Bunda yang sudah kecapean akhirnya meminta Kak Dea untuk segera tidur di kamarnya. Kami pun bergeser.
Aku yang sudah hafal betul kondisi ini, sesegera mungkin mengajak Kak Dea pindah ke kamar untuk tidur. Karena kalau tidak, sesuatu yang tidak diinginkan pasti akan terjadi.
Melihat Kak Dea yang masih ingin bermain, aku dengan kondisi yang sebenarnya juga capek plus ngantuk memaksakan diri untuk bermain. Aturan mainnya masih sama.
Aku diminta mengambil satu gulungan kertas. Aku ambil, lalu aku buka. Isi pesannya adalah “jalan-jalan sama ayah bunda devan”.
Kak Dea lalu menjelaskan maksud dari pesan itu. “Ayah besok harus jalan-jalan sama Kakak, atau kalau gak ayah harus belikan jajan buat Kakak. Aku pun langsung mengiyakan apa yang diminta anakku. “Besok ayah kasih uang untuk beli jajan ya Kak”, kataku.
Tapi sepertinya Kak Dea belum puas dengan gulungan kertas yang aku ambil. Aku pun diminta mengambil kembali satu gulungan kertas. Aku ambil, lalu aku buka. Isi pesannya adalah “ayah besok tidak boleh kerja”.
Aku hanya bisa diam. Tanpa sadar aku setengah memaksa Kak Dea supaya segera tidur. Tidak lama, Kak Dea pun tertidur.
Di saat semua anak-anak sudah tidur. Rasa lelah dan ngantuk tiba-tiba hilang. Dalam kondisi itu, aku iseng membuka semua gulungan kertas yang berisi sebuah pesan.
Betapa kagetnya. Ternyata pesan yang ditulis dalam gulungan kertas hanya ada tiga pesan, lebih tepatnya dua pesan. Pertama, permintaan untuk jalan-jalan. Kedua, ayah/bunda besok tidak boleh kerja.
Aku mulai berpikir. Pada titik ini, sepertinya ada yang keliru dengan keseharianku akhir-akhir ini. Manajemen waktuku mulai berantakan. Kami mulai jarang bermain bersama dengan anak-anak.
Terima kasih anakku. Permainan lotre yang kamu buat telah mengingatkan ayah betapa berharganya kebersamaan ini. Luangkan waktumu, kawan…!!!