Lotre Gulungan Kertas

“Sekarang bunda tidak ada waktu buat Kakak”. Kalimat itu diucapkan Kak Dea (anak pertamaku) setelah aku memintanya untuk segera tidur.

Malam itu kami bermain lotre. Permainannya sederhana. Aku dan Bunda diminta mengambil satu gulungan kertas yang telah ditulis sebuah pesan oleh Kak Dea.

Aturan mainnya adalah  pesan di dalam gulungan kertas yang ayah dan bunda ambil harus dilaksanakan. Satu gulungan kertas berisi satu pesan. Total seluruhnya kira-kira ada 12 gulungan kertas.

Bunda yang pertama ambil bagian. Satu gulungan diambil lalu dibukanya. Isi pesannya adalah “bunda besok tidak boleh kerja”.

Kami belum sadar apa maksud sesungguhnya dari pesan itu. Bunda yang sudah kecapean akhirnya meminta Kak Dea untuk segera tidur di kamarnya. Kami pun bergeser.

Aku yang sudah hafal betul kondisi ini, sesegera mungkin mengajak Kak Dea pindah ke kamar untuk tidur. Karena kalau tidak, sesuatu yang tidak diinginkan pasti akan terjadi.

Melihat Kak Dea yang masih ingin bermain, aku dengan kondisi yang sebenarnya juga capek plus ngantuk memaksakan diri untuk bermain. Aturan mainnya masih sama.

Aku diminta mengambil satu gulungan kertas. Aku ambil, lalu aku buka. Isi pesannya adalah “jalan-jalan sama ayah bunda devan”.

Kak Dea lalu menjelaskan maksud dari pesan itu. “Ayah besok harus jalan-jalan sama Kakak, atau kalau gak ayah harus belikan jajan buat Kakak. Aku pun langsung mengiyakan apa yang diminta anakku. “Besok ayah kasih uang untuk beli jajan ya Kak”, kataku.

Tapi sepertinya Kak Dea belum puas dengan gulungan kertas yang aku ambil. Aku pun diminta mengambil kembali satu gulungan kertas. Aku ambil, lalu aku buka. Isi pesannya adalah “ayah besok tidak boleh kerja”.

Aku hanya bisa diam. Tanpa sadar aku setengah memaksa Kak Dea supaya segera tidur. Tidak lama, Kak Dea pun tertidur.

Di saat semua anak-anak sudah tidur. Rasa lelah dan ngantuk tiba-tiba hilang. Dalam kondisi itu, aku iseng membuka semua gulungan kertas yang berisi sebuah pesan.

Betapa kagetnya. Ternyata pesan yang ditulis dalam gulungan kertas hanya ada tiga pesan, lebih tepatnya dua pesan. Pertama, permintaan untuk jalan-jalan. Kedua, ayah/bunda besok tidak boleh kerja.

Aku mulai berpikir. Pada titik ini, sepertinya ada yang keliru dengan keseharianku akhir-akhir ini. Manajemen waktuku mulai berantakan. Kami mulai jarang bermain bersama dengan anak-anak.

Terima kasih anakku. Permainan lotre yang kamu buat telah mengingatkan ayah betapa berharganya kebersamaan ini. Luangkan waktumu, kawan…!!!

The Boy and The Heron

Hayao Miyazaki, animator legendaris asal Jepang pernah menyatakan diri pensiun pada tahun 2013. Kala itu, karya terkakhir yang dibuat adalah film animasi berjudul “The Winds Rises”. Kini, setelah 10 tahun berlalu, animator peraih piala Oscar itu memutuskan kembali berkarya.

Co-Founder studio Ghibli kali ini merilis film dengan judul “The Boy and The Heron”. Film ini berkisah tentang seorang anak (The Boy) bernama Mahito Maki yang masuk dalam dimensi lain bersama dengan seekor burung cangak abu (The Heron). Unsur magis dalam film ini masih mempertahankan khas studio Ghibli.

Film dimulai dengan latar Perang Dunia ke-2 di Tokyo, Jepang. Mahito menyaksikan rumah sakit tempat ibunya dirawat terbakar. Setelah semua berlalu, ayah Mahito, Shoichi mengajaknya pindah dari Tokyo ke sebuah desa. Tidak lama setelah itu, datanglah istri baru Shoichi atau ibu baru Mahito, Natsuko untuk menjemputnya.

Natsuko sendiri adalah adik dari ibunya Mahito. Dengan begitu, Mahito memanggilnya bibi Natsuko. Bibi Natsuko sangat berharap dipanggil ibu oleh Mahito. Ia sangat sayang kepada anak adiknya itu.

Mahito yang baru sampai di rumah disambut oleh pembantu-pembantunya, yang kesemuanya sudah berusia renta. Di rumahnya yang besar, Natsuko berpesan kepada pembantunya untuk menjaga dan melayani Mahito dengan baik. Meski begitu, Mahito tetap dingin kepada Natsuko.

Mahito yang masih tidak menerima kenyataan kalau ibunya sudah meninggal mengalami guncangan dalam hati. Sampai pada waktu, Mahito menemukan sebuah menara aneh. Menara ini berdiri tidak jauh dari rumahnya. Si burung cangak/bangau abu lah yang menuntun Mahito masuk ke dalam menara tersebut. Konon, menara ini tidak dibangun oleh manusia. Menara magis ini turun dari langit dan langsung berdiri kokoh.

Dalam perjalanan magis itu, Mahito berjumpa dengan beberapa orang. Himi, salah satunya. Ia adalah seorang gadis seusia Mahito. Himi memiliki kekuatan api untuk melawan musuh-musuhnya. Himi yang jauh lebih kuat dari Mahito selalu membantu Mahito. Himi yang seusia Mahito di dunia magis ternyata adalah ibu Mahito di dunia nyata.

Demi menyelamatkan Mahito dan Natsuko, Himi harus kembali ke timeline-nya agar Mahito bisa lahir. Himi sadar, bila dia kembali, maka dia akan mati dalam api. Meski begitu, Himi berhasil meyakinkan Mahito dan Natsuko sebelum pergi bahwa dia tidak takut. Seolah-olah mengatakan dia akan dengan senang hati memberikan nyawanya mengetahui bahwa putranya dan adiknya akan terus hidup.

Apa yang dilakukan Himi adalah hal yang harus dilakukan seorang ibu (perempuan). Itu pula yang menjadikan karakter Himi sebagai karakter perempuan yang kuat dalam film “The Boy and The Heron”.

Rumah Masa Depan

Dalam beberapa bulan terakhir ini, film Indonesia banyak menyajikan film-film bergenre drama. Entah itu drama keluarga, petualangan, maupun sejarah. Dari beberapa film itu, yang cukup menarik untuk diulas adalah film “Rumah Masa Depan”.

Film ini diadaptasi dari sinetron / serial televisi pada tahun 1980-an. Film ini mengisahkan keluarga Sukri (diperankan Fedi Nuril) dan Surti (diperankan Laura Basuki). Rumah Masa Depan mengingatkan kembali makna keluarga di tengah kehidupan Jakarta yang metropolitan. 

Sukri dan Surti tinggal di Jakarta bersama kedua anaknya, Bayu (Bima Azriel) dan Gerhana (Ciara Brosnan). Namun oleh sebab sebuah musibah yang menimpa orang tua Sukri di kampung. Sukri beserta istri dan anak-anak mudik ke kampung halaman orang tua, sebuah desa di Jawa Barat. 

Konflik keluarga mulai terasa saat Bu Musa (ibunya Sukri, diperankan Widyawati) menolak uluran tangan Surti saat mau bersalaman. Bagi masyarakat Indonesia, konflik ini umum terjadi antara mertua dan menantu. Apalagi bila hubungan dengan anak tidak direstuinya.

Pesan yang ingin disampaikan dalam film Rumah Masa Depan adalah pentingnya keharmonisan dalam keluarga. Lain dari itu, dalam kehidupan bermasyarakat kita juga mesti ringan tangan, saling membantu dan tolong menolong dengan sesama.

Sejujurnya, konflik yang ditampilkan dalam film ini adalah karena kurangnya komunikasi yang baik antara keluarga. Oleh karena itu, satu pesan Sukri kepada Surti adalah “Ibu itu sebenarnya orang yang sangat baik, hanya saja bahasa kasih sayang Ibu kita tangkap sebagai kemarahan”.

Meski film ini diadaptasi dari film lawas. Sentuhan masa kini tetap terasa ada. Sehingga kita sebagai penonton dapat bernostalgia dengan masa lalu sekaligus mendalami masa kini.

Unlocked (2023)

Di bulan puasa ini aku akan lebih banyak menulis tentang film. Aku sendiri sudah ada beberapa list film (hasil download) untuk aku tonton sembari menunggu buka puasa. Aku tergolong orang yang menyukai semua jenis film, kecuali horor.

Tidak seperti biasa, film yang akan aku ulas ini adalah film korea yang berjudul “Unlocked”. Film ini pertama rilis di Netflix awal bulan Februari 2023. Film ini menceritakan gadis yang bernama Lee Na-mi (diperankan Chun Woo-hee).

Lee adalah seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan rintisan. Setiap waktu, ia tidak pernah lepas dari ponselnya. Bangun tidur sampai mau tidur lagi, Lee tidak pernah jauh dari ponselnya.

Suatu ketika selepas pulang kerja Lee bermain dengan teman-temannya sampai malam hari. Dalam keadaan mabuk, Lee tanpa sadar menjatuhkan ponselnya saat sedang di bus. Lee pun turun dari bus tanpa ponselnya yang berisikan data-data pribadi dan transaksi keuangan.

Sementara nasib baik masih memihak Lee. Ponsel Lee ditemukan oleh pria bernama Oh Jun-yeong (diperankan Im Si-wan). Jun lalu mengembalikan ponsel Lee setelah Jun berhasil mendapatkan kata sandinya. Demi tujuan itu, Jun berpura-pura bahwa layar ponsel Lee retak dan harus direparasi.

Sial bagi Lee. Ternyata ponselnya telah dipasangi spyware oleh Jun. Ponsel Lee disinkronkan dengan ponsel Jun. Artinya, apa yang ada di ponsel Lee bisa dibaca melalui ponsel Jun. Dengan begitu, Jun yang seorang hacker sangat mudah untuk melacak semua akun media sosial milik Lee. Bisa dikata, semua data-data di ponsel Lee bisa dibaca semua oleh Jun. Melalui kamera ponsel Lee, Jun mengamati semua yang dilakukan Lee.

Bagi Lee dan mungkin sebagian besar dari kita menganggap ponsel adalah barang biasa. Tapi bagi Jun, ponsel adalah barang yang sangat berharga. Jun bisa dengan mudah mengetahui semua hal tentang kamu hanya dengan membaca ponselmu.

Siapa teman kamu, keluargamu, dengan siapa kamu komunikasi, apa yang kamu makan, kemana kamu pergi, apa yang telah kamu kerjakan, dan apa yang kamu inginkan, semua bisa dilihat melalui ponsel. Film ini mengingatkan kita agar lebih hati-hati dengan ponsel. Pesannya sederhana, jagalah ponselmu (dan data-data yang ada di ponselmu).

Jun yang pendiam nyatanya adalah seorang psikopat. Ia tidak segan menyiksa dan membunuh sasarannya. Di saat yang sama, telah ditemukan 7 mayat tanpa identitas di sebuah bukit dekat pohon yang pernah ditanam Jun saat masih kecil. Hasil pemeriksaan sementara, bukti-bukti mengarah ke Jun.

Seorang polisi bernama Woo Ji-man (diperankan Kim Hee-won) ditugaskan untuk menyelesaikan kasus ini. Ji yang tidak lain adalah ayah Jun segera mencari anaknya itu. Lalu berdasarkan catatan di kepolisian, Ji mendatangi tempat tinggal Jun. Ji kaget, ternyata di rumah Jun ada bukti-bukti yang memperkuat keterlibatan Jun dalam pembunuhan.

Lee mulai ditinggalkan teman-temannya. Lee juga dipecat dari kantornya karena unggahan di media sosial, padahal bukan Lee yang mengunggahnya. Tujuan Jun tidak lain adalah menghancurkan hidup korban sebelum membunuhnya. Bagi Jun, saat ini kita hidup di dunia yang terhubung dengan sentuhan jari, tapi ironisnya hal itu dapat terputus dengan sangat mudah.

Sebenarnya Lee sudah diperingatkan ayahnya untuk berhati-hati dengan kenalan barunya itu. Karena sikap ayahnya pula, Jun menyasar ayah Lee. Diam-diam Jun masuk ke rumah ayah Lee dan berhasil melumpuhkannya. Lalu ayah Lee diikat di dalam kolam.

Lee yang berniat bermalam di rumah ayahnya kaget mendapati Jun telah lebih dulu berada di rumah itu. Lalu Lee bersama ayahnya diikat dalam kolam. Beruntung, ayah Jun dan rekan polisinya datang ke rumah itu dan berhasil melumpuhkan Jun. Lee yang masih setengah sadar lalu mengambil pistol milik polisi yang sedang menolong ayahnya. Tanpa pikir panjang, Lee langsung menembak Jun hingga mati.

Mission Majnu (2023)

Dosa terbesarku di awal bulan puasa tahun ini adalah menyelesaikan film “Mission Majnu” sebelum aku selesaikan tadarusku. Entah kenapa begitu lihat trailer film ini, aku langsung jatuh hati ingin menontonnya. Film ini pertama kali tayang pada 20 Januari 2023 di saluran Netflix.

Film ini berkisah tentang agen mata-mata India, Research and Analysis Wing (RAW). Berlatar tahun 1970an, film ini dimulai dengan perlombaan membuat senjata bom nuklir. Kekalahan Pakistan dalam perang sipil 1971 yang melibatkan India harus dibayar mahal dengan Pakistan Timur (Bangladesh) memisahkan/memerdekakan diri.

Kekalahan ini ditambah dengan telah berhasilnya India menguji coba bom nuklir pada tahun 1974 membuat Pakistan khawatir. India bisa kapan saja menyerang Pakistan. Bagi Pakistan, satu-satunya cara mengalahkan India adalah dengan bom nuklir.

Perdana Menteri Pakistan saat itu, Zulfikar Ali Bhutto memerintahkan menteri-menterinya untuk segera membuat bom nuklir. Untuk tujuan itu, Pakistan memulangkan Abdul Qadir Khan (AQ Khan). Ia adalah seorang ilmuwan fisika dan ahli metalurgi asal Pakistan yang tinggal di Eropa.

India tidak tinggal diam. India banyak mengirimkan agen mata-mata ke Pakistan, mulai Peshawar sampai Karachi hingga ke ujung Kashmir dan Islamabad. Bagi India, perang tidak dimenangkan dengan senjata, akan tetapi dengan intelijen. Agen mata-mata inilah yang bekerja siang malam dan mengirimkan informasi penting dari Pakistan ke Delhi di India.

Sutradara film, Shantanu Baghci sadar betul karakter penonton film-film Bollywood. Heroisme dan patriotisme agen mata-mata RAW juga memiliki sisi lembut penuh cinta di hatinya. Sang aktor utama film, Sidharth Malhotra (Tariq/Amandeep Singh) dengan apik memainkan peran ini. Ia jatuh hati dengan wanita Pakistan yang bernama Nasreen (diperankan Rashmika Mandanna). Gadis buta nan cantik yang tidak lain adalah keponakan bos di mana Tariq menyamar “bekerja” sebagai tukang jahit. Mereka berdua, Tariq dan Nasreen akhirnya menikah.

Fasilitas / laboratorium pengayaan uranium sebagai bahan dasar pembuatan bom atom/nuklir Pakistan lambat laun terdeteksi oleh mata-mata India. Israel telah lebih dulu mendeteksi fasilitas nuklir Pakistan terletak di Quetta. Israel bahkan sudah menyiapkan serangan udara di Quetta guna menghancurkan laboratorium bom nuklir Pakistan. Informasi keliru dari agen Mossad menambah semangat agen RAW untuk terus mendapatkan bukti-bukti fisik keberadaan fasilitas nuklir Pakistan.

Alasan di atas itulah yang membuat agen-agen RAW untuk segera menemukan kebenaran lokasi fasilitas nuklir Pakistan. Argumentasinya sederhana, jika tidak segera menemukan lokasinya, Israel akan membombardir Quetta, dan ini akan memicu perang yang mengorbankan banyak nyawa manusia tidak berdosa.

Tariq dan dua teman agen lainnya berhasil menemukan fasilitas nuklir di Kahuta, Pakistan. Namun, belum sempat mendapatkan foto laboratorium mereka lebih dulu ketahuan penjaga. Hingga akhirnya, Tariq berfikir bahwa rambut pekerja di sana pasti tepapar radioaktif nuklir. Dan cuma ada satu tempat potong rambut di Kahuta. Tariq pun mendapatkan aset (rambut tentara) dan dikirimkan ke Delhi untuk diperiksa sebagai bukti fisik keberadaan fasilitas nuklir Pakistan di Kahuta.

Di akhir film, semua agen mata-mata RAW di Pakistan terdeteksi oleh intelijen Pakistan. Satu per satu agen-agen India ditembak mati. Tariq dan Nasreen berniat terbang dari Pakistan menuju Dubai. Nasreen berhasil sampai ke Dubai dan bertemu Kao, mantan atasan Tariq di RAW. Sementara Tariq ditembak mati oleh agen Pakistan di bandara demi dapat menerbangkan Nasreen ke Dubai.

Nyepi Suci

Bagi umat Hindu, hari raya Nyepi memiliki arti sebagai hari penyucian diri. Pada hari ini, umat Hindu berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, dan melakukan hal-hal bersifat hiburan. Pengendalian diri ini dilakukan dengan cara Catur Brata Penyepian.

Hari raya Nyepi juga bermakna kebangkitan, toleransi, persaudaraan, kerukunan, dan kebersamaan. Pada saat Nyepi, satu hari penuh umat Hindu akan melakukan Catur Brata Penyepian. Selama 24 jam, umat Hindu dilarang;

  1. Amati Geni: Dilarang menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.
  2. Amati Karya: Dilarang melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri
  3. Amati Lelungan: Dilarang berpergian ke luar rumah, akan tetapi senantiasa introspeksi diri dengan memusatkan pikiran astiti bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi /Ista Dewata.
  4. Amati Lelanguan: Dilarang mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih bathin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi.

Ibadah atau ritual di atas harus dilakukan tanpa ada bunyi pengeras suara dan tidak menyalakan lampu pada waktu malam hari. Tujuannya agar kekhusuan ritual terjaga. Namun demikian, sebagaimana agama-agama lain, ritual (ibadah) ini dikecualikan bagi umat yang sedang sakit atau mereka yang membutuhkan layanan untuk keselamatan dengan alasan kemanusiaan. Rahajeng Rahina Nyepi…

Nisfu Sya’ban

Seminggu yang lalu, aku hampir saja melupakan kebiasaan yang telah lama aku jalani. Kebiasaan membaca surat Yasin dan membaca beberapa doa-doa pilihan di malam tanggal 15 bulan Sya’ban. Kebiasaan yang telah lama aku jalani di setiap malam di tengah bulan Sya’ban. Masyarakat kita mengenalnya sebagai malam nisfu sya’ban.

Bersyukur pada nisfu sya’ban tahun ini, aku masih setia menunaikan kebiasaan itu. Tentu ini bukan hanya karena ada banyak keutamaan malam nisfu sya’ban. Lebih dari itu, bagiku itu adalah pengingat diri untuk selalu berbuat baik dan menghindari dari hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Ketika kamu masih mengingat hal-hal baik, dengan kuasa Allah kita akan terhindar dari hal-hal yang buruk.

Rabi’ah Al-Adawiyah, seorang sufi perempuan yang sangat dihormati dan disegani pernah berkata bahwa apa-apa yang melalaikanmu dari Allah, bukanlah jalan menuju Allah. Rabiah mengajarkan pada kita untuk cinta kepada Allah SWT. Baginya, ketika kita berpasrah kepada Allah itu semata-mata hanya karena cinta, bukan karena takut ataupun mengharap surgaNya.

Bulan Sya’ban adalah bulan persiapan menuju bulan Ramadhan. Sejak satu bulan sebelumnya, yaitu di bulan Rajab kita dianjurkan untuk selalu berdoa agar di kedua bulan ini (Rajab dan Sya’ban) kita diberkati Allah SWT. Hal ini tidak lain agar Allah SWT mempertemukan kita kepada bulan Ramadhan. AMIN.

Belajar Hidup dari Kereta Api

Dulu sekali, aku pernah punya mimpi bisa naik kereta api dari ujung rel paling barat di Merak Banten sampai ujung rel paling timur di Ketapang Banyuwangi Jawa Timur. Ketika itu, bagiku menjelajah pulau Jawa dengan biaya paling murah adalah dengan kereta api. Namun, apa daya hingga kini mimpi itu belum juga terwujud.

Bukan tanpa alasan kenapa aku lebih memilih kereta api dibandingkan moda transportasi lain. Buatku kereta api bukan sekadar alat transportasi yang bisa memindahkan dari satu titik tempat ke titik tempat lainnya. Lebih dari itu, kereta api mengajarkan kita banyak hal dalam kehidupan sehari-hari.

Konsistensi jalur kereta api dan jadwal keberangkatan menuju stasiun tujuan berjalan sangat teratur. Kereta api akan tetap berangkat meskipun masih ada beberapa penumpang yang memiliki tiket belum juga naik. Kereta api akan berhenti di stasiun yang telah ditentukan dan akan terus berjalan sampai di stasiun tujuan akhir.

Dalam menjalani hidup kita juga mesti demikian. Kita harus terus berjalan sampai pada tujuan yang telah ditentukan. Bahwa kita kadang harus berhenti, itu karena jalan hidup tidak selamanya mulus. Selalu ada hal-hal tidak terduga dalam setiap jalan yang kita lalui.

Untuk itu kita mesti take a break, karena kita juga harus sadar bahwa untuk sampai pada tujuan besar kita perlu sejenak berhenti dan istirahat pada tujuan-tujuan yang lebih kecil. Anggap saja, ketika berhenti pada tujuan yang lebih kecil, kita sedang berhenti di bagian kecil dari mimpi besar yang paling realistis.

Satu yang harus kamu ketahui, sebagaimana penumpang kereta api yang naik dan turun di stasiun yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Mereka yang datang dan pergi memiliki kisahnya sendiri. Kamu dan orang-orang yang pernah datang di kehidupan kamu, lalu mereka pada akhirnya akan pergi juga. Kamu harus terima itu sebagai bagian dari kenangan yang Tuhan hadiahkan untukmu.

Cendana, 10 Maret 2023

Museum Blanco dan Perempuan Bali

Banyak yang bilang, keindahan sesungguhnya dari pulau Bali adalah perempuannya. Bukti visual yang mendukung ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Jauh sebelum bermunculan foto tentang pantai, pura, danau, sawah, dan tari-tarian. Bali sebelum kemerdekaan RI adalah Bali yang masyarakatnya (perempuannya) tidak mengenal penutup dada.

Percaya atau tidak, Bali yang tersohor dan dikenal dunia berawal dari kesempurnaan sebuah foto payudara perempuan Bali. Ada banyak foto hitam putih yang menonjolkan kesempurnaan payudara perempuan Bali. Dan konon, kesempurnaan bentuk tubuh (payudara) perempuan Bali didapatkan dari kebiasaan perempuannya yang suka berjalan (kaki) jauh sambil membawa sesuatu di kepalanya, bahkan ketika mereka sedang berdoa (sembayang).

Don Antonio Blanco, pelukis asal Spanyol yang sangat mengagumi perempuan dan kebudayaan Bali banyak memotret perempuan-perempuan Bali melalui karya lukisannya. Blanco banyak melukis perempuan Bali bertelanjang dada, perempuan sedang manari, perempuan sedang menyusui, perempuan yang sedang tiduran, dan perempuan yang sedang bermartubasi.





Kebanyakan lukisan-lukisan Blanco memotret perempuan bertelanjang dada. Lukisan-lukisan ini menggambarkan realita kehidupan sosial masyarakat Bali ketika itu, utamanya perempuannya. Karena Blanco sendiri datang dan menetap di Bali ketika masyarakat Bali belum mengenal penutup dada.

Kapan waktu, aku harus berziarah dan mengunjungi museum Blanco (nama resminya; The Blanco Renaissance Museum) yang berlokasi di Ubud, Bali. Karena, hanya dengan melihat dari dalam museum, karya-karya maestro asal Spanyol dapat dinikmati secara langsung. Aku akan berdoa untuk itu….

Penantian 10 Tahun

Ingatan saya kembali ke tahun 2013. Ketika itu saya sedang menemani kawan di arena Kongres HMI ke-28 di Jakarta. Tanpa sengaja, saya melihat beberapa kader HMI sedang duduk lesehan di arena Kongres. Kader-kader ini membawa baliho kecil bertuliskan “HMI Cabang Brebes”.

Ketika itu, karena suatu alasan tertentu saya tidak sempat menyapa mereka. Belakangan ketika saya kembali ke Brebes di tahun 2019, saya baru tahu bahwa mereka adalah kader-kader militan HMI di Brebes yang sedang memperjuangkan alih status dari komisariat menjadi cabang. Saya pun berkesimpulan, perjuangan kawan-kawan HMI di Brebes untuk menjadi cabang sudah ada sejak tahun 2013, bahkan mungkin jauh sebelumnya.

Hari ini, Sabtu 4 Maret 2023 bertempat di Pendopo Bupati Kab. Brebes telah dilaksanakan Pelantikan Pengurus HMI Cabang Persiapan Brebes. Tentu, ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Ada usaha-usaha normatif konstitusional dan upaya-upaya politis yang menyertainya.

Secara normatif, ini diawali saat masuknya HMI Cabang Persiapan Brebes sebagai salah satu hasil rekomendasi Kongres HMI ke-31 di Surabaya Jawa Timur pada tahun 2021. Selanjutnya, ditetapkan dalam Rapat Pleno PB HMI pada tahun-tahun setelahnya. Sehingga pada tahun 2022 dilaksanakan Musyawarah Cabang Persiapan Brebes.

10 tahun bukanlah waktu yang singkat, pun begitu 10 tahun bukan pula waktu yang lama. Selamat buat adik-adik HMI Cabang Persiapan Brebes. Jalan perjuangan masih sangat panjang. Yakin Usaha Sampai menuju HMI Cabang (Penuh) Brebes.